Di sini aku bermohon
menghadang ombak nafsu
dengan benteng amalan
menjala ikan pahala
dengan jaring ibadah
berumpankan doa ketenangan diri
mendekatkan diri kepada Maha Mengetahui
menunaikan kewajipan setiap muslimin.
Di sini tertanamnya pohon keinsafan
ditabur dengan baja amalan mulia
disiram dengan air akidah
dengan harap ia tumbuh
bersama iman kukuh
tahan diuji taufan nafsu
meredup rohani dari cahaya khurafat
akarnya mencengkam tanah sifat
menegak batang syariat
membuah kalimah rahmat
menjadi bekalan akhirat.
Pentas Ibadah terpancarnya Hidayah
membentuk jati diri Muslimin sejati
bercahayakan kerdipan Syiar Islam
yang menerangkan zaman gelap Jahiliah
dan menyuluh lorong-lorong mungkar
mementas zikir-zikir
memuji keagungan Tuhan Sekalian Alam.
Blog ini menampilkan karya-karya foto saya yang diterjemahkan/dipadankan dengan karya puisi tulisan saya sendiri - *Klik pada subjek untuk melihat gambar dengan lebih jelas*
Isnin, Julai 11, 2011
Rabu, Julai 06, 2011
KUSAMBUT SEBUTIR PERMATA
Kusambut sebutir permata
yang telah jatuh kepangkuanku
cahayanya menembusi zahir
menerjah ke dalam naluri yang duka
aku terpaku dibias silau yang nyata
segera nafasku mendesah
antara debar dan gelisah.
Lembut halus kusentuh butirnya
nyata auranya menusuk kalbuku
licinnya mula menggelungsur
seluruh jasadku dingin dan tenang
terasa bagai magnet yang mengalir
menguruti jasad dan darah.
Renunganku mengawal permata itu
terpesona dan indah sekali
aku mula tenggelam dalam tarikannya
menerawang ke alam fantasi
Kulihat semua bayangan pelangi
mengelilingi dan membelenggu
terkandas aku bersama khayal
yang kusedar ianya bukan mimpi.
Permata itu semakin bersinar
mula menyelubungi seluruh ruangku
tak bisaku lari lagi
di sini telah kutemui hasrat naluri
yang membawa aku ke lembah suci.
Kini semuanya telah dimengerti
tentang kasih yang abadi
kenangan yang tak kulupakan
permata yang seperti itu
Pernah menawan seluruh jiwaku
hingga aku terlena
di sinar gemerlapanmu
kni aku terkedu
terasa dingin dan kaku
Permataku,
Kaulah kasih syahduku bertamu.
yang telah jatuh kepangkuanku
cahayanya menembusi zahir
menerjah ke dalam naluri yang duka
aku terpaku dibias silau yang nyata
segera nafasku mendesah
antara debar dan gelisah.
Lembut halus kusentuh butirnya
nyata auranya menusuk kalbuku
licinnya mula menggelungsur
seluruh jasadku dingin dan tenang
terasa bagai magnet yang mengalir
menguruti jasad dan darah.
Renunganku mengawal permata itu
terpesona dan indah sekali
aku mula tenggelam dalam tarikannya
menerawang ke alam fantasi
Kulihat semua bayangan pelangi
mengelilingi dan membelenggu
terkandas aku bersama khayal
yang kusedar ianya bukan mimpi.
Permata itu semakin bersinar
mula menyelubungi seluruh ruangku
tak bisaku lari lagi
di sini telah kutemui hasrat naluri
yang membawa aku ke lembah suci.
Kini semuanya telah dimengerti
tentang kasih yang abadi
kenangan yang tak kulupakan
permata yang seperti itu
Pernah menawan seluruh jiwaku
hingga aku terlena
di sinar gemerlapanmu
kni aku terkedu
terasa dingin dan kaku
Permataku,
Kaulah kasih syahduku bertamu.
TUTUR KATA BERCAKAP BAHASA
Bejalan aku di lorong pertiwi
terdengar bisik pelbagai cerita
adakah aku pejuang bangsa?
Semalam aku sedari
sejernih bahasa telah digauli
toksik pencemarnya mula menular
antara kata setempat tutur merempat
Disetiap cita-cita dilaungkan
tuturku tak mungkin tergugat
oleh hambatan bahasa hebat
tamadun kitalah akan tergerak ke depan
namun, kataku tersekat lagi
tragedi pengkhianat setempat
Kuteruskan tutur dengan kata semangat
menjalin bahasa dengan percakapan yang erat
setiap detik kupertahankan niat
terasa tuturku semakin tenat
menjadi dwi martabat yang sesat.
Tutur kata bercakap bahasa
maruah adat cerminan budaya
ini milik yang harus dijaga
tergadai bahasa terlelong bangsa!
terdengar bisik pelbagai cerita
adakah aku pejuang bangsa?
Semalam aku sedari
sejernih bahasa telah digauli
toksik pencemarnya mula menular
antara kata setempat tutur merempat
Disetiap cita-cita dilaungkan
tuturku tak mungkin tergugat
oleh hambatan bahasa hebat
tamadun kitalah akan tergerak ke depan
namun, kataku tersekat lagi
tragedi pengkhianat setempat
Kuteruskan tutur dengan kata semangat
menjalin bahasa dengan percakapan yang erat
setiap detik kupertahankan niat
terasa tuturku semakin tenat
menjadi dwi martabat yang sesat.
Tutur kata bercakap bahasa
maruah adat cerminan budaya
ini milik yang harus dijaga
tergadai bahasa terlelong bangsa!
Langgan:
Catatan (Atom)