Di sini aku bermohon
menghadang ombak nafsu
dengan benteng amalan
menjala ikan pahala
dengan jaring ibadah
berumpankan doa ketenangan diri
mendekatkan diri kepada Maha Mengetahui
menunaikan kewajipan setiap muslimin.
Di sini tertanamnya pohon keinsafan
ditabur dengan baja amalan mulia
disiram dengan air akidah
dengan harap ia tumbuh
bersama iman kukuh
tahan diuji taufan nafsu
meredup rohani dari cahaya khurafat
akarnya mencengkam tanah sifat
menegak batang syariat
membuah kalimah rahmat
menjadi bekalan akhirat.
Pentas Ibadah terpancarnya Hidayah
membentuk jati diri Muslimin sejati
bercahayakan kerdipan Syiar Islam
yang menerangkan zaman gelap Jahiliah
dan menyuluh lorong-lorong mungkar
mementas zikir-zikir
memuji keagungan Tuhan Sekalian Alam.
Kusambut sebutir permatayang telah jatuh kepangkuankucahayanya menembusi zahirmenerjah ke dalam naluri yang dukaaku terpaku dibias silau yang nyatasegera nafasku mendesahantara debar dan gelisah.Lembut halus kusentuh butirnyanyata auranya menusuk kalbukulicinnya mula menggelungsurseluruh jasadku dingin dan tenangterasa bagai magnet yang mengalirmenguruti jasad dan darah.Renunganku mengawal permata ituterpesona dan indah sekaliaku mula tenggelam dalam tarikannyamenerawang ke alam fantasiKulihat semua bayangan pelangimengelilingi dan membelengguterkandas aku bersama khayalyang kusedar ianya bukan mimpi.Permata itu semakin bersinarmula menyelubungi seluruh ruangkutak bisaku lari lagidi sini telah kutemui hasrat naluriyang membawa aku ke lembah suci.Kini semuanya telah dimengertitentang kasih yang abadikenangan yang tak kulupakanpermata yang seperti ituPernah menawan seluruh jiwakuhingga aku terlenadi sinar gemerlapanmukni aku terkeduterasa dingin dan kakuPermataku,Kaulah kasih syahduku bertamu.
Bejalan aku di lorong pertiwi
terdengar bisik pelbagai cerita
adakah aku pejuang bangsa?
Semalam aku sedari
sejernih bahasa telah digauli
toksik pencemarnya mula menular
antara kata setempat tutur merempat
Disetiap cita-cita dilaungkan
tuturku tak mungkin tergugat
oleh hambatan bahasa hebat
tamadun kitalah akan tergerak ke depan
namun, kataku tersekat lagi
tragedi pengkhianat setempat
Kuteruskan tutur dengan kata semangat
menjalin bahasa dengan percakapan yang erat
setiap detik kupertahankan niat
terasa tuturku semakin tenat
menjadi dwi martabat yang sesat.
Tutur kata bercakap bahasa
maruah adat cerminan budaya
ini milik yang harus dijaga
tergadai bahasa terlelong bangsa!