Khamis, Julai 26, 2012

IBUKU BUKAN PENDUSTA

Detik berlalu di kaki waktu
Menghurai belenggu Sang Pemimpi
Telah pasti dinihari sepi
Mentari menjamah rasa
Pada angin yang mula curiga
Dengan sengketa embun berlagu.

Aku menguak terkebil gigil
Rendang dedaun melambai senyum
Bagai ibu yang membelai harum
Aku ingin didukung
Dengan mulutku terlopong
Kerana aku hanya melihat
Dari ruang fikiran yang kaku
Badan hanya terbujur
Yang berperang dengan waktu

Ibu,
kau kau kah itu?
Desir bayu membisik daku:
“Di sinilah tempat kau
Bermain dengan alam.
Di sini ibumu menyatukan
Kau dengan alam.
Lalu kau harus tempuh sendiri
Beralaskan tikar takdir
Yang menentu rumah nasibmu.
Ibumu hanya pendusta
Membiarkan kau keseorangan
Menempuh duga sekitar
Antara gelandangan yang terbiar.”

Tak mungkin!
Ibuku bukan pendusta
Dia hanya terdesak oleh nafsu
Membiarkan takdir menentu hala tuju!

Bayu tersenyum sendu
Pohon melambai pilu
Aku memandang tanpa pengertian
Tentang pancaroba dunia
Tentang hakikat kehidupan
Yang terlanjur oleh godaan
Terjerumus dalam kancah penghinaan.
Ibu,
Aku tetap setia menanti
Kasih sayang sejati
Walau dalam mimpi
Kau datang mengucup dahiku.

2012




Tiada ulasan: